SUAK TAPEH – Di tengah bulan suci Ramadhan, saat sebagian besar orang menikmati waktu istirahat di hari Minggu, warga Desa Meranti, Kecamatan Suak Tapeh, justru berkumpul di Kantor Desa. Mereka mengikuti Musyawarah Desa Khusus (Musdesus), membahas sesuatu yang penting bagi masa depan desa: ketahanan pangan tahun 2025.
Meski pertemuan ini diadakan di hari libur, antusiasme warga tetap tinggi. Hadir dalam acara ini Kades Meranti Paidun SPd, Ketua BPD Juma’ani, perwakilan Babinsa Koramil 430-05/Betung – Suak Tapeh Serka Azuari, perangkat desa, para ketua RT, kepala dusun, Ketua BUMDes Azuar, serta perwakilan warga dari tiap RT.
Banyak yang mungkin bertanya, kenapa ketahanan pangan begitu penting sampai harus dibahas khusus? Jawabannya sederhana: pangan adalah kebutuhan dasar, dan kemandirian desa dalam memenuhi kebutuhan ini akan membuat masyarakat lebih sejahtera.
Musdesus ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 3 Tahun 2025, yang mengatur penggunaan Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan. Intinya, pemerintah ingin desa-desa bisa lebih mandiri dalam produksi pangan, bukan sekadar bergantung pada pasokan dari luar.
Kades Meranti, Paidun SPd, menegaskan bahwa meski dilakukan di hari libur, musyawarah ini tetap harus dilaksanakan demi memastikan program berjalan sesuai rencana.
“Musdesus ini menjadi momen penting untuk menampung aspirasi warga, menyusun program prioritas, serta memastikan setiap kebijakan berjalan sesuai aturan,” ujar Paidun.
Dalam musyawarah ini, dibahas berbagai mekanisme pelaksanaan program ketahanan pangan, termasuk peran BUMDes dalam mendukung keberlanjutan program. Semua keputusan harus mengikuti petunjuk teknis yang ada agar hasilnya benar-benar berdampak bagi ekonomi masyarakat.
Hasil dari diskusi ini menetapkan empat program utama ketahanan pangan yang akan dijalankan pada 2025:
1. Kolam peternakan ikan lele – agar warga bisa menikmati sumber protein dari hasil budidaya sendiri.
2. Perkebunan semangka – selain enak dan menyegarkan, semangka juga punya nilai jual tinggi.
3. Perkebunan jagung – bahan pokok yang bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani.
4. Perkebunan sayur-sayuran – supaya kebutuhan gizi masyarakat bisa terpenuhi dari hasil bumi sendiri.
Keempat program ini diharapkan bisa membantu desa mencapai kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Paidun menutup musyawarah dengan harapan besar agar ada sinergi yang kuat antara BUMDes dan masyarakat. Menurutnya, program ketahanan pangan ini tidak akan berhasil jika hanya berjalan di atas kertas tanpa dukungan penuh dari berbagai pihak.
“Kolaborasi yang baik akan mendorong kemandirian pangan masyarakat desa,” ujarnya.
Sebagai penutup, sesi tanya jawab menjadi momen bagi warga untuk menyampaikan aspirasi dan mengajukan pertanyaan seputar program ini.
Meski sederhana, musyawarah ini mencerminkan semangat gotong royong dan tekad warga Desa Meranti untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan program yang telah disepakati, diharapkan Desa Meranti bisa semakin maju, tidak hanya dalam sektor pangan, tetapi juga dalam kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (*)