Sukaraja Baru, Banyuasin III, – Program budidaya ikan lele yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri Sukaraja Baru terus berjalan dan menunjukkan perkembangan positif. Setelah tahap pertama menebar 8.000 benih lele, kini pada tahap kedua telah ditambahkan sebanyak 10.000 benih baru.
Kepala Desa Sukaraja Baru, Hasrul Edi, menjelaskan bahwa pada tahap awal sempat terjadi kendala akibat kemarau panjang yang membuat pH air tidak stabil. Hal ini menyebabkan sebagian bibit lele mati. Meski begitu, pihak BUMDes masih dapat memanen sekitar 60 persen dari jumlah awal.
“Alhamdulillah meski sempat terkendala cuaca, panen tetap bisa dilakukan. Untuk tahap kedua ini kami optimis karena sudah memasuki musim hujan, pH air lebih stabil hingga nanti panen sekitar bulan November,” ujar Hasrul, Rabu (17/9/25).
Sisa ikan lele setelah dipanen 60 persen oleh BUMDes
Tak hanya menambah jumlah bibit, BUMDes Mandiri Sukaraja Baru juga berencana memperluas budidaya dengan menambah kolam bioplak. Dalam waktu dekat, sekitar 3.000 benih tambahan akan ditebar di kolam baru.
Menurut Hasrul, budidaya lele dinilai menjanjikan karena perawatannya mudah, masa panen relatif singkat hanya 2–3 bulan, dan pasar penjualannya terbuka luas. “Pasarnya jelas, hasil panen kita bisa langsung masuk ke pasar-pasar lokal seperti Pasar Kalangan di Pangkalan Balai,” tambahnya.
Program budidaya lele ini didukung alokasi 20 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan, dan diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) sekaligus mendukung program Menuju Banyuasin Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera (MBG).
Ketua BUMDes Mandiri Sukaraja Baru, Mulyadi, menyampaikan terima kasih atas amanah masyarakat dan Kepala Desa yang mempercayainya mengelola usaha budidaya lele. “Semoga program ini berhasil dan benar-benar memberi manfaat bagi desa. Budidaya lele ini mudah, cepat panen, dan pasar penjualannya jelas,” ujarnya. (*)
Editor : M Sobirin
Wartawan : Indera