Merah Mata, Banyuasin l, — Di balik hamparan hijau Desa Merah Mata, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) tumbuh sebuah tanaman yang mulai menyita perhatian dunia: Laos Merah. Tanaman lokal yang dulunya hanya dikenal oleh warga sekitar ini, kini menjadi magnet kunjungan internasional.
Selasa, 6 Mei 2025 menjadi hari yang istimewa bagi Banyuasin. Bupati Banyuasin, Dr. H. Askolani, menyambut langsung delegasi dari tiga negara—Indonesia, Malaysia, dan Thailand—yang hadir dalam rangka Workshop and Study Visit on Economy Herb Production and Propagation Management Throughout Value Chain di bawah kerangka kerja sama IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle).
Mereka tak hanya datang membawa rasa ingin tahu, tetapi juga harapan untuk belajar dari keberhasilan Banyuasin dalam membudidayakan Laos Merah—herbal yang kini dikenal memiliki grade lebih tinggi dibanding laos biasa.
Di hadapan delegasi, Bupati Askolani menyampaikan bahwa meskipun pengolahan Laos Merah di daerahnya masih dilakukan secara tradisional, potensi untuk berkembang sangat besar.
“Kami berharap kunjungan ini menjadi awal kolaborasi. Jika Laos Merah dikembangkan dengan pendekatan teknologi dan pengolahan modern, bukan tidak mungkin Banyuasin bisa jadi pionir herbal unggulan di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Andi Muhammad Idil, SE, MM, Direktur Tumbuhan dan Tanaman Obat dari Kementerian Pertanian RI, juga menegaskan pentingnya momen ini.
“Kunjungan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tapi juga langkah strategis untuk mengenalkan tanaman lokal ke panggung global,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Bupati Askolani menyerahkan bantuan kepada Gapoktan Makmur Sejahtera berupa satu paket budi daya lengkuas dan satu paket pembangunan jalan usaha tani.
Turut hadir dalam acara ini: Kepala OPD Banyuasin, Camat Banyuasin I, Kades Merah Mata, kelompok tani, hingga masyarakat setempat yang turut bangga menyambut tamu internasional. (*)