Banjarsari, Pulau Rimau Sumsel, – Menjelang dimulainya kegiatan audit sertifikasi RSPO keempat di Koperasi Mulia Bakti Banjarsari, Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel). Ketua Koperasi Wakhid Khaerul Umam memberikan pernyataan khusus kepada media mengenai kesiapan dan komitmen koperasi terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan.
Saat dikonfirmasi terpisah sebelum acara dimulai, Wakhid menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan bagian dari transformasi tata kelola perkebunan rakyat yang lebih bertanggung jawab.
“Sejak tahun 2020 kami telah menjalankan spesifikasi RSPO. Ini bukan hanya soal sertifikat, tapi bagaimana kita membangun sistem yang berpihak pada petani, pekerja, dan lingkungan,” ujarnya.
Hingga tahun 2024, koperasi telah menghimpun manfaat ekonomi sebesar Rp505 juta dari kegiatan spesifikasi RSPO. Dana ini dikelola dengan pembagian: 30% untuk petani, 30% untuk mendukung audit, 30% untuk operasional dan pelatihan, serta 10% untuk kegiatan sosial dan penyediaan alat pelindung diri bagi para petani.
“Kami ingin memastikan petani bekerja dengan aman dan layak. Mereka harus dilengkapi dengan APD saat menyemprot dan terlindungi lewat BPJS. Ini bentuk tanggung jawab kami,” tegas Wakhid.
Saat ini, Koperasi Mulia Bakti memiliki 217 anggota, dengan 75 petani dan 93 lahan yang telah mengikuti program sertifikasi RSPO, mencakup 191 hektar. Sekitar 181 hektar lainnya masih dalam proses replanting dan belum tersertifikasi.
Audit keempat ini dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi TUV Rheinland Indonesia, dengan pendampingan dari SNV Indonesia, Fortasbi, dan APAL. Nestlé berperan sebagai pendukung pembiayaan, dan seluruh proses turut melibatkan masyarakat serta aparat Desa Banjarsari.
“Keberlanjutan ini bukan tren, tapi kebutuhan. Kalau kita jaga tanah dengan benar, anak cucu kita masih bisa bertani di sini. Itulah warisan yang ingin kami bangun,” tutup Wakhid.
Sementara itu, Kepala Desa Banjarsari, Suhaimi, yang juga hadir mendampingi jalannya kegiatan, menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah desa terhadap program RSPO ini.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Koperasi Mulia Bakti. Ini bukan sekadar audit, tapi langkah nyata menuju perkebunan sawit yang lebih bertanggung jawab, berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” ujar Suhaimi saat dikonfirmasi media.
Ia juga berharap koperasi ini menjadi contoh bagi petani lain di wilayah Banyuasin.
“Harapan kami, koperasi ini bisa jadi model yang ditiru oleh kelompok tani lainnya. Pemerintah desa siap memfasilitasi dan mendukung penuh, agar semakin banyak petani yang ikut dalam gerakan sawit berkelanjutan. Karena ini bukan hanya tentang hari ini, tapi tentang masa depan tanah kita dan generasi penerus,” tambahnya. (*)